Neil Hilborn-OCD Sebuah Puisi dari sudut pandang OCD


Pernah dengar OCD? Bukan OCD-nya Deddy Corbuzier yang diet itu loh yah, yang saya gagal melakukannya.   bukan juga Oh CD alian Celana Dalam. Enggak kita gak bakal bahas tentang diet yang saya gagal ataupun Oh Celana Dalam. Kecuali jika ada yang berminat CDnya kita kupas tuntas. halah.


OCD yang saya maksud disini adalah Obsessive Compulsive Disorder. Ini adalah sebuah penyakit mental yang lumayan serius. Jadi, jika kamu adalah seorang penderita OCD seperti yang dijelaskan di disini gambaran umumnya adalah kamu akan memiliki perasaan cemas, ketakutan dan kekhawatiran secara berlebihan. Dan untuk menghilangkan hal hal tersebut kamu harus melakukan beberapa ritual khusus yang akan menjadi obsesimu. Eh, ritual? sebelum pikiran kalian menjadi liar membayangkan ritual pemanggilan setan pake darah perawan, atau ritual membangkitkan penguasa kegelapan yang berjanji akan kembali lagi dan menguasai dunia dengan bantuan teletubies, mari saya luruskan. Ritualnya bukan kayak begitu. Tolong bersihkan pikiran anda.


Jadi gini, pernah kenal seseorang yang selalu cuci tangan, atau bawa cairan anti kuman kemana-mana? atau kalian main kerumah teman kalian terus kosannya bersih cling! dan di lemarinya bajunya teratur sesuai warna, dari warna terang ke gelap. Atau bahkan mama kalian yang tiap kali nanya, udah matikan air? udah matikan kompor? udah nyabut setrikaan? udah ada isinya belom hatinya? kapan kasih mama cucu? eh enggak gitu. Atau pas mau tidur beliau teriak, udah dikunci pintunyaaaaa? padahal tadi dikunci bareng-bareng. Kalau saya sih seringnya pas udah siap pergi di luar pagar, udah dikunci semua, kemudian mikir, 'eh tadi setrikaan udah dicabut belum yak?'. kemudian buka pagar lagi, buka pintu lagi. Tapi itu bukan OCD, hampir.


Ketika OCD kamu akan melakukan itu dengan repetisi lebih banyak sehingga menjadi semacam ritual untuk menghilangkan kecemasan padahal kalian sudah berkali-kali melakukan hal yang sudah kalian lakukan, misalnya cuci tangan, kalian akan cuci tangan, cuci tangan, dan cuci tangan lagi karena takut kuman, cuci tangan sudah menjadi obsesi dan ritual. HARUS CUCI TANGAN supaya tenang. Atau ketika baju kalian udah rapi, tapi harus disusun kembali sesuai urutan warna pelangi, merah, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Supaya apa? supaya tenang, supaya lega, supaya damai. Atau ketika makan harus 32 kunyahan, mengunci pintu harus diputar 27 kali. Itulah ritual-ritual yang harus dilakukan demi kedamaian.


Nah, jadi beberapa bulan lalu pada suatu malam yang tidak disinari bulan karena saya dalam kamar. Saya gak bisa tidur, setelah 9GAG-an semalaman sampai di trending page udah habis, ngewebtoon udah habis, baca manga gak ada yang apdate. Saya nontonin video di akun 9GAG di line. Ada sebuah video puisi berjudul OCD dari Neil Hilborn yang dia tampilkan pada final di Rustbelt Regional Poetry Slam yang jadi viral di Agustus 2013 habis diposting di Reddit.


OCD ini jadi salah satu puisi paling manis dan paling tragis yang pernah saya tahu, apalagi gaya berpuisinya si Neil yang gak biasa saya lihat. Bahkan tanpa sengaja ketika akhir puisi saya meneteskan air mata karena lapar.. eh engga maksudnya karena terharu. It was so beautiful yet so sad. Puisi pertama tentang mental disorder yang saya dengar.

Daripada penasaran silahkan tonton dulu videonya:
Oh iya, kalo gak bisa diputar search aja di youtube 'OCD Neil Heilborn'






The first time i saw her...
Everything in my head went quiet.
All the tics, all the constantly refreshing images just dissapeared.
When you have Obsessive Compulsive Disorder, you don't really get quite moments.
Even in bed, i'm thinking:
Did i lock the doors? Yes.
Did i wash my hands? Yes.
Did i lock the doors? Yes.
Did i wash my hands? Yes.
But when i saw her, the only thing i could think about was the hairpin curve of her lips..
Or the eyelash on her cheek - the eyelash on her cheek - the eyelash on her cheek!
I knew i had to talk to her.
I asked her out six times in thirty seconds.
She said yes after the third one, but none of them felt right, so i had to keep going.
On our first date, i spent more time organizing my meal by colour than i did eating it, or fucking talking to her..
But she loved it.
She loved that i had to kiss her goodbye  sixteen times or twenty four times if it was Wednesday.
She loved that it took me forever to walk home because there are lots of cracks on our sidewalks.
When we moved in together, she said she felt safe, like no one would ever rob us because i definitely locked the door eighteen times.
I'd always watch her mouth when she talked -
when she talked- 
when she talked- 
when she talked- 
when she talked:
When she said she loved me, her mouth would curl up at the edges.
At night, she'd lay in bed and watch me turn all the lights off.. and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off, and on, and off.
She'd close her eyes and imagine that the days and nights were passing in front of her.
Some mornings, i'd start kissing her goodbye
but she'd just leave cause i was just making her late for work...
When i stopped in front of a crack in the sidewalk, she just kept walking...
When she she said she loved me her mouth was just a straight line.
She told me that i was taking too much of her time.
Last week she started sleeping at her mother's place.
She told me that she shouldn't have let me get so attached to her; that this whole thing was a mistake, but... how can it be a mistake that i don't have to wash my hands after i touched her?
Love is not a mistake, and it's killing me that she can run away from this and i just can't.
I can't.. i can't go out and find someone new, because i always think of her.
Usually when i obsess over things, i see germs sneaking into my skin.
I see myself crushed by an endless succession of cars.
And she was the first beautiful things i ever got stuck on.
I want to wake up every morning thinking about the way she holds her steering wheel..
How she turns shower knobs like she's opening a safe.
How she blows out candles-
blows out candles- 
blows out candles- 
blows out candles- 
blows out candles- 
blows out..
Now, i just think who else is kissing her.
I can't breath because he only kisses her once.. he doesn't care if it's perfect!
I want her back so bad...
I leave the door unlocked...
I leave the lights on...

Nah saya coba translate ke bahasa Indonesia, enggak pas sih, saya coba translatenya sesuai perasaan yang saya dapat dari puisinya. Kalau ada kesalahan mohon dikoreksi yah.

Ketika peertama kali aku melihatnya..
Semua  hal di dalam kepalaku menjadi senyap.
Seluruh detak, seluruh gambar yang berganti-ganti lenyap.
Ketika kamu memiliki Obsesif Kompulsif Disorder, kamu tidak pernah benar-benar medapatkan kesenyapan.
Bahkan di tempat tidur, aku berfikir:
Apakah aku sudah mengunci pintu? Ya.
Apakah aku sudah mencuci tanganku? Ya.
Apakah aku sudah mengunci pintu? Ya
Apakah aku sudah mencucuci tanganku? Ya.
Tetapi, saat aku melihatnya, satu hal yang dapat ku pikirkan adalah lengkungan bagaikan jepit rambut bibirnya.
Atau bulu mata di pipinya-
bulu mata di pipinya-
bulu mata di pipinya-
bulu mata di pipinya-
bulu mata di pipinya!
Yang kutahu, aku harus berbicara dengannya.
Aku mengajaknya pergi enam kali dalam tiga pluh detik.
Dia mengatakan iya setelah yang ketiga, tapi tak satupun dari itu terasa pas, jadi aku harus terus bertanya.
Saat kencan pertama kami, aku menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengelompokkan makananku sesuai warna daripada saat aku makan atau berbicara dengannya!
Tapi dia suka.
Dia suka, aku harus mengecupnya sampai jumpa enam belas kali atau dua puluh empat kali jika itu hari Rabu.
Dia suka aku menghabiskan waktu selamanya untuk berjalan kerumah karena banyak retakan di sepanjang jalan.
Saat kami tinggal bersama, dia berkata dia merasa aman, tidak akan ada yang akan merampok kami, karena aku dengan tepat mengunci pintu delapan belas kali.
Aku selalu memperhatikan mulutnya ketika dia berbicara -
ketika dia berbicara-
ketika dia berbicara-
ketika dia berbicara-
ketika dia berbicara:
Saat dia berkata dia mencintaiku, ujung tepian mulutnya akan melengkung ke atas.
Pada malam hari, dia akan berbaring di tempat tidur dan memperhatikanku mematikan seluruh lampu, dan menyalakannya, dan mematikannya, dan menyalakannya, dan mematikannya, dan menyalakannya, dan mematikannya, dan menyalakannya, dan mematikannya, dan menyalakannya, dan mematikannya, dan menyalakannya, dan mematikannya, dan menyalakannya dan mematikannya, dan menyalakannya, dan mematikannya.
Dia menutup matanya dan membayangkan bahwa siang dan malam telah berganti-ganti di hadapannya.
Suatu pagi, aku mulai menciumnya dan mengatakan sampai jumpa.
Tapi dia menjauh karena aku hanya membuatnya terlambat bekerja.
Saat aku berhenti di depan retakan di pinggir jalan, dia tetap berjalan...
Saat dia berkata dia mencintaiku, lengkungan mulutnya hanya berupa garis lurus.
Dia bilang aku menghabiskan terlalu banyak waktunya.
Minggu kemarin dia mulai tidur di rumah ibunya.
Dia berkata padaku dia tidak seharusnya membiarkanku terlalu bergantung padanya, Bahwa seluruh hal ini adalah sebuah kesalahan, tetapi.. bagaimana bisa hal ini adalah sebuah kesalahan ketika aku tidak harus mencuci tanganku setelah aku menyentuhnya?
Cinta bukan sebuah kesalahan! ini membunuhku bahwa dia bisa lari dari ini semua dan aku tidak bisa.
Aku tidak bisa.. aku tidak bisa keluar dan mencari seseorang yang baru, karena aku selalu memikirkannya.
Biasanya ketika aku terobsesi akan sesuatu, aku melihat kuman-kuman merayap masuk kedalam kulitku.
Aku melihat diriku dihancurkan oleh rangkaian mobil yang tidak berujung.
Dan dia adalah hal indah pertama yang menempel padaku.
Aku ingin bangun setiap pagi dan membayangkan tentang bagaimana dia memegang setir mobilnya.
Bagaimana dia memutar gagang shower seperti membuka sebuah berangkas.
Bagaimana dia meniup lilin-
meniup lilin-
meniup lilin-
meniup lilin-
meniup lilin-
meniup lilin..
Sekarang, aku hanya membayangkan siapa lagi yang menciumnya.
Aku tidak bisa bernafas karena dia hanya meniciumnya sekali.. dia tidak peduli bahwa itu adalah sebuah kesempurnaan!
Aku sangat ingin dia kembali..
Aku membiarkan pintu tidak terkunci..
Aku mebiarkan lampu menyala..

Gimana? udah terbaper belum?
Kalau belum nih saya kasih fotonya mas Neil yang terbaru.




Udah baper kaaaaaaan? ngaku!
Tapi jikalau kamu adalah mas mas, pelis jangan baper sama mas Neil. Nanti kepala kalian disleding mas Neil satu satu.

Menurut saya, yang sebenarnya cuma penikmat puisi sambil lalu dan kurang pengetahuan, gaya berpuisi mas Neil ini enak banget, megaduk-aduk perasaan. Beda sama yang lain. Tanpa banyak pertimbangan saya tempatkan mas Neil di posisi ke-2 sebagai pembaca puisi favorit saya.
Yang pertama tetap pak Abdurrahman, beliau adalalah bapak guru bahasa inggris saya disekolah. Gaya membaca beliau itu yang satu nafas. Enak banget deh pokoknya. Sampai-sampai saat kuliah saya masih belum bisa move on dari beliau, dan ketika saya dipercaya sebagai koor perlombaan puisi di kampus dengan secepat kilat saya hubungi beliau untuk jadi juri. modus. Bapak Abdurrahman yang bikin saya jadi penikmat puisi. Terimakasih banyak pak!


Ngomong-ngomong puisi OCD ini mengingatkan saya sama abang di cerpennya Dewi Lestari di Rectoverso yang judulnya Malaikat Juga Tahu. Kalian tahu kan lagunya? yang dibawakan sama Glen.
Leeeelaaahmuuuuu~ jadi lelahku juuugaaaaa~ teriak pake toa
Iya yang itu. Jadi si abang punya kebiasaan atau ritual pula khas penderita OCD. Kayak di paragraf dua Malaikat Juga tahu.

Perempuan itu hafal rutinitas ketat yang berlaku di sana. Laki-laki di sebelahnya memangkas rumput setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu. Mencuci baju putih setiap Senin, baju berwarna gelap setiap Rabu, baju berwarna sedang setiap Jumat. Menjerang air panas setiap hari pukul enam pagi untuk semua penghuni rumah. Menghitung koleksi sabun mandinya yang bermerek sama dan berjumlah genap seratus, setiap pagi dan sore.
Akhirnya pun tragis ketika abang kehilangan 'ritualnya'. Cerita abang ini sepertinya adalah gabungan antara autisme dan OCD. Cerita tentang mental disorder emang selalu menarik untuk dijadikan bahan. Karena itu seperti sebuah dunia yang tidak biasa, terkadang saya ingin melihat keluar dari mata mereka, bagaimana merasakan apa yang mereka rasakan. Bagaimana membuat sembuanya jadi lebih baik.


Oh iya, balik lagi ke mas Neil setelah saya intip sedikit tadi di youtube banyak kok puisinya mas Neil, *kemudian bintitan*.
Sepertinya gak kalah bikin baper daripada OCD. Bisa nanti dicoba untuk ditonton ketika menemukan wifi. *dasar fakir kuota* *nangis di pojokan gelap*.

Okay! kalau begitu, semoga dengan mengetahui beberapa hal yang berbeda dari kita, bisa membuat diri kita menjadi lebih baik dan lebih memahami apa yang ada disekitar kita. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

review film : SAW 3D by Bathory

ulangan semester : gurita gagal = ubur-ubur cacat